Kemudian Wagub Kandouw juga memberi catatan penting terkait nilai angkat. Fasilitas ini harus mampu dimanfaatkan target pembangunan. “Ingat, outcome-nya harus jelas. Bisa menghasilkan para pemimpin-pemimpin daerah di masa depan,” ucap Wagub Kandouw.
Dia menambahkan, akan lebih baik lagi jika kemudian fasilitas ini bisa memberi dampak ekonomi atau manfaat manfaat lain. Misalnya bisa dibangun cafetaria di sekitarnya, atau laundry dan lain sebagainya.
Dan ada satu lagi catatan yang tidak kalah penting. Sesuatu yang terus digaungkan oleh salah satu putera terbaik Sulut ini. Yakni, akuntabilitas.
“Baik pembangunan, maupun pengelolaan, harus akuntabel. Sekarang ini akuntabel sudah jadi way of life (jalan hidup). Semua harus bisa dipertanggungjawabkan, semua boleh tahu, harus dibuka lebar lebar laporan pertanggungjawabannya, harus bisa diakses, biar kita tidak saling curiga” pungkas Wagub.
Peletakan batu pertama rusun UKIT turut dihadiri Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM, Pdt. Hein Arina dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I, Recky Lahope serta segenap stakeholder terkait. (*)